Akankah Kecerdasan Buatan Mengambil Pesanan Drive-Thru Anda Berikutnya?

Banyak orang pernah mengalami memesan makanan cepat saji di drive-thru dan membuka tas nanti untuk menemukan kentang goreng mereka hilang, atau burger mereka ditutupi saus tomat yang tidak mereka inginkan. Kecerdasan buatan (AI) dapat membuat pemesanan makanan melalui kotak bicara lebih mudah, lebih cepat, dan lebih akurat.

Anda mungkin tidak perlu menunggu lama hingga AI menerima pesanan drive-thru Anda berikutnya. Checkers & Rally's bergabung dengan McDonald's
MCD
pada daftar restoran cepat saji yang menguji bot pemesanan suara di drive-thrus mereka. Melalui kerja sama dengan Presto, perusahaan berencana memasang asisten suara berbasis AI di 267 restoran. Untuk saat ini, hanya restoran milik perusahaan yang akan mendapatkan teknologi baru.

Bot Akan Menerima Pesanan Anda Sekarang

Asisten suara AI Presto mengotomatiskan pengenalan suara di restoran dan dapat digunakan di drive-thrus, kios, sistem bayar di meja, dan tempat lainnya. Presto berbagi bahwa ia memiliki akurasi lebih dari 95% dan meningkatkan produktivitas tenaga kerja sebanyak tiga kali lipat. Teknologi AI percakapan dapat menyapa pelanggan, menerima pesanan, mentransfer pesanan ke sistem point of sale (POS) dan melakukan fungsi lainnya.

Dalam program percontohan tahun lalu, Checkers & Rally menemukan bahwa asisten suara AI memiliki akurasi 98% dalam menerima pesanan drive-thru dan tidak memerlukan karyawan restoran untuk campur tangan. Sistem ini bahkan mampu menangani aksen pelanggan yang berbeda.

Checkers & Rally's bukanlah perusahaan pertama yang menguji atau menggunakan drive-thrus bertenaga AI. McDonald's menggunakan Dynamic Yield untuk mempersonalisasi pengalaman drive-thru melalui pembelajaran mesin dan AI. Tahun lalu, McDonald's berhasil menguji teknologi pemesanan suara di Chicago.  

Bot vs. Manusia atau Kolaborasi Baru?

Beberapa kekuatan mendorong pertumbuhan asisten suara bertenaga AI di drive-thrus. Yang pertama adalah pandemi Covid-19, yang mendorong lebih banyak pelanggan untuk menggunakan drive-thrus daripada masuk ke dalam restoran karena khawatir terpapar virus. Pelanggan merasa lebih nyaman memesan melalui kotak bicara daripada manusia bernapas yang mungkin sakit.

Meskipun drive-thrus sekarang menambahkan hingga 41% dari semua pesanan off-premise di restoran, mereka lebih lambat dan kurang akurat dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Sebagian dari ini disebabkan oleh lebih banyak orang yang menggunakannya, dan sebagian lagi karena kekurangan tenaga kerja, yang merupakan kekuatan pendorong lainnya.

Sebuah survei dari National Restaurant Association menemukan 78% operator restoran tidak memiliki cukup karyawan, dan 61% restoran cepat saji menutup ruang makan mereka karena tidak memiliki cukup staf.

Saat waktu tunggu, kesalahan, dan kekurangan tenaga kerja meningkat, restoran beralih ke AI untuk memperbaiki masalah. Namun, ada kekhawatiran tentang mengganti pekerja manusia dengan bot, meskipun hanya dalam drive-thru. Beberapa restoran mulai melihat AI sebagai kebutuhan dan peluang bagi pekerja dan mesin untuk berkolaborasi alih-alih saling menggantikan. Tidak ada cukup pekerja untuk menangani semua tugas saat ini, dan AI menawarkan solusi.

Sumber: https://www.forbes.com/sites/lanabandoim/2022/01/10/will-artificial-intelligence-be-taking-your-next-drive-thru-order/