Geng Kenya yang terkenal ditangkap karena meretas kartu kredit untuk membeli Bitcoin

Infamous Kenyan Gang nabbed for hacking credit cards to buy Bitcoin

Direktorat Investigasi Kriminal (DCI) Kenya telah menangkap sekelompok siswa karena diduga meretas kartu kredit dan menggunakan uang curian untuk membeli Bitcoin

Dalam sebuah posting Twitter pada 16 Juni, DCI menunjukkan bahwa setelah membeli Bitcoin, grup dari Universitas Kenyatta akan mengonversi kripto ke dalam mata uang lokal. 

Para siswa yang diidentifikasi sebagai Francis Maina Wambui Alias ​​Nick, 26, dan Zellic Alusa, 25, ditangkap di Nakuru, kota terbesar keempat di Kenya, dalam penggerebekan setelah penyelidikan selama berminggu-minggu.

Menurut DCI, mahasiswa tersebut menyebarkan email phishing untuk mencuri dari korban yang tidak menaruh curiga, terutama mereka yang tinggal di luar negeri. Dalam penggerebekan tersebut, penyidik ​​menemukan lima laptop, empat smartphone, dua gadget wifi, tiga hard drive, dan berbagai kartu SIM. 

Uang dihabiskan dengan boros 

Hasil dari dugaan kejahatan tersebut diduga disalurkan untuk hiburan dan pembelian properti. Khususnya, dalam penggerebekan, petugas menyita akta properti yang diyakini dibeli menggunakan uang curian. 

“Mereka menggunakan uang itu untuk hidup mewah, menghibur wanita muda dan membeli properti. Di antara dokumen yang ditemukan di rumah itu adalah perjanjian penjualan tanah yang ditandatangani pada 25 Mei, untuk properti senilai Sh 850,000 ($ 8,000) di Juja, ”kata pernyataan itu. 

Laporan tersebut menambahkan bahwa kasus tersebut telah diteruskan ke ahli forensik siber, yang akan melakukan penyelidikan lebih lanjut terhadap kejahatan canggih tersebut.

Scammers berkembang di tengah kurangnya peraturan

Selain itu, badan investigasi mengakui bahwa karena kurangnya pengawasan pemerintah, penjahat dunia maya memanfaatkan kripto untuk terlibat dalam berbagai kejahatan. 

Di tengah ruang cryptocurrency yang berkembang, Kenya telah mencatat lonjakan kejahatan terkait seperti penipuan investasi. Misalnya, menteri TIK negara itu mengungkapkan bahwa investor kehilangan hampir $120 juta dalam penipuan kripto di tahun 2021. 

Saat ini, pemerintah sedang mendorong untuk berbagi ide antar pemangku kepentingan untuk mengekang penipuan tersebut. Khususnya, Kenya termasuk di antara banyak negara yang tidak memiliki peraturan mata uang kripto khusus yang berarti rezim umum hukum berlaku. 

Di tengah naiknya cybercrime terkait dengan cryptocurrency, pemerintah baru-baru ini meluncurkan laboratorium forensik yang tujuannya sebagian akan menangani kejahatan terkait crypto. 

Sumber: https://finbold.com/infamous-kenya-gang-nabbed-for-hacking-credit-cards-to-buy-bitcoin/