Apa itu jejaring sosial terdesentralisasi?

Jejaring sosial adalah platform atau layanan yang memungkinkan pengguna mengatur profil publik sepenuhnya atau sebagian, berbagi konten, dan terhubung dengan pengguna lain berdasarkan minat, pengalaman hidup, atau koneksi pribadi yang sama.

Sejak kemunculannya pada pertengahan 1990-an, media sosial telah menjadi bagian penting dan tidak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari masyarakat, mencakup setengah dari populasi dunia. Maraknya media sosial tidak mengherankan karena jejaring sosial sebagai fenomena memiliki banyak manfaat dan fitur yang menarik.

Pertama dan terpenting, media sosial dapat menghubungkan teman, keluarga, dan komunitas, tidak peduli jaraknya, memberikan kesempatan untuk korespondensi waktu nyata. Kedua, mereka mempermudah pertukaran informasi dan ide, memfasilitasi komunikasi dan bentuk ekspresi lainnya. Jejaring sosial menawarkan hiburan melalui konten online dan memungkinkan terciptanya komunitas seputar minat yang sama.

Terakhir, media sosial dapat menjadi alat untuk meningkatkan bisnis, memungkinkan mereka menjangkau audiens yang lebih luas dan membangun kehadiran online yang lebih kuat. Di abad ke-21, jejaring sosial adalah peluang yang signifikan bagi pemasar yang ingin menarik, melibatkan, dan memperoleh pelanggan.

Grafik keadaan jejaring sosial saat ini di Web2, web yang kita kenal sekarang, kompleks dan kontroversial. Di satu sisi, mereka memainkan peran penting dalam membentuk opini publik, menggerakkan wacana politik, dan menghubungkan orang-orang di seluruh dunia; di sisi lain, media sosial menghadapi tantangan yang semakin meningkat, seperti masalah privasi. Misalnya, diketahui secara luas bahwa jejaring sosial terpusat menghasilkan uang dengan menjual data konsumen. Publik semakin sadar akan risiko yang terkait dengan berbagi informasi pribadi dan sensitif di jejaring sosial dan membutuhkan kerahasiaan dan kontrol yang lebih besar atas data mereka.

Monopoli ruang media sosial adalah isu hangat lainnya. Beberapa perusahaan dominan, seperti Facebook, Twitter, dan YouTube, menguasai sebagian besar pasar media sosial dan data pengguna. Akibatnya, mereka menghadapi kritik yang semakin meningkat atas kekuatan dan pengaruh mereka.

Penyensoran, penindasan ucapan, komunikasi publik, atau informasi lainnya, juga menantang. Pemerintah di negara-negara seperti Cina dan Korea Utara, bersama dengan jejaring sosial utama Web2, dapat melakukannya menyensor konten atau melarang akun apa pun di platform.

Juga, platform media sosial adalah subjek konstan dari regulasi yang meningkat. Pemerintah di seluruh dunia meningkatkan pengawasan peraturan mereka terhadap media sosial sebagai tanggapan atas kekhawatiran tentang kerahasiaan data, campur tangan pemilu, penyebaran berita palsu, dan konten yang berbahaya dan menyesatkan.

Selain itu, model bisnis yang digerakkan oleh iklan dan pengumpulan data di media sosial sedang dalam pengawasan karena kekhawatiran tentang privasi data dan penyebaran informasi yang salah terus meningkat.

Sumber: https://cointelegraph.com/explained/what-are-decentralized-social-networks