Mengapa Bank dan Lembaga Keuangan Mengadopsi Teknologi Blockchain?

Teknologi Blockchain telah menempuh perjalanan selama satu dekade untuk hadir melayani masyarakat secara transparan. Sejak lahirnya Bitcoin, jaringan transaksi peer-to-peer, blockchain membuat semuanya menjadi mungkin.

Tidak hanya mata uang kripto dan web3 yang menggunakan teknologi blockchain, bank, lembaga keuangan besar, sektor kesehatan, dan bahkan sistem pemerintahan juga memasuki pasar ini. Berdasarkan penelitian, pasar teknologi blockchain global bernilai USD 10.02 miliar pada tahun 2022. Tingkat pertumbuhan tahunan gabungan (CAGR) diperkirakan sebesar 87.7% dari tahun 2023 hingga 2030.

Kebutuhan krusial untuk menerapkan teknologi blockchain di sektor keuangan adalah untuk memperkuat keamanan dan transparansi. Sektor perbankan berupaya untuk menerapkan yang terbaik dari hal ini.

Bagaimana Bank Menghadapi Teknologi Blockchain?

Pertama-tama, bank adalah badan yang tersentralisasi dan diatur oleh pemerintah pusat, jadi mengapa mereka memerlukan desentralisasi? Jawabannya adalah keamanan.

Desentralisasi dapat meningkatkan keamanan dengan menurunkan kemungkinan terjadinya satu titik kegagalan atau serangan siber, sehingga memperkuat sistem keuangan. Selain itu, dengan memberikan akses terhadap layanan perbankan di daerah yang kurang terlayani atau terpencil tanpa bergantung pada lembaga tradisional yang terpusat, keuangan terdesentralisasi (DeFi) dapat mendorong inklusi fintech.

Mengenai demografi adopsi, wawasan dari Deloitte Blockchain Survey 2021 menunjukkan bahwa 86% individu percaya bahwa teknologi blockchain akan membantu transisi kita menuju operasi perusahaan yang lebih otonom.

Survei ini melibatkan responden dari berbagai industri. Menurut survei tersebut, 76% responden, termasuk 85% Pionir Industri Jasa Keuangan (FSI) yang lebih optimis, percaya bahwa Blockchain akan memainkan peran yang signifikan atau moderat dalam mengurangi risiko bagi organisasi atau proyek.

Menurut survei Indeks Pembayaran Baru Mastercard, 40% responden ingin menggunakan mata uang kripto dalam tahun depan. Selain itu, 77% generasi milenial tertarik dengan mata uang kripto dan ingin mempelajarinya lebih lanjut.

Raksasa perbankan investasi JP Morgan telah menjadi peserta aktif dalam ekosistem blockchain. Perusahaan selalu berbicara dengan media tentang Bitcoin dan proyek blockchain terkait lainnya secara teratur. Bank tersebut mengklaim pada 12 April 2021, bahwa mereka menggunakan teknologi blockchain untuk membantu meningkatkan transfer uang.

Bank sentral Swedia sedang menguji pelepasan uang digitalnya sendiri, e-krona. Proyek ini menggunakan solusi teknologi buku besar terdistribusi Corda dari R3. Mereka saat ini sedang melanjutkan tahap uji coba dengan mendatangkan Riksbank dan Handelsbanken.

Dengan ini, jelas bahwa mekanisme disruptif dalam teknologi blockchain adalah sesuatu yang semua orang ingin bawa pulang. Namun ada banyak tantangan tersembunyi juga.

Baca Juga: MAS Singapura Akan Membawa Aturan Baru Untuk Menghilangkan Spekulasi Kripto Ritel

Apa yang Menyebabkan Bank Mengambil Langkah Mundur dari Blockchain?

Meskipun transaksi blockchain tidak dapat diubah, beberapa potensi risiko membuat sistem rentan terhadap kegagalan.

Dalam laporan blockchain yang diterbitkan oleh perusahaan IT Infosys, blockchain di bidang fintech rentan terhadap risiko pihak lawan dan sistem, privasi dan keamanan, risiko perilaku dan transisi, risiko penyelesaian, risiko teknologi, serta risiko peraturan dan tata kelola.

Laporan tersebut mengungkapkan bahwa mencapai interoperabilitas tetap menjadi tugas berat bagi lembaga keuangan (FI) yang merambah ke dunia blockchain.

Laporan ini menekankan pentingnya kejelasan peraturan dalam industri blockchain. Tantangannya mencakup permasalahan mulai dari proses penyelesaian sengketa hingga kedudukan hukum dokumen yang disimpan di blockchain. Adopsi Blockchain terhambat oleh aturan yang terfragmentasi, biaya selangit, dan kekhawatiran terhadap kerangka peraturan yang ada.

Secara keseluruhan, industri blockchain telah berkembang pesat, baik dalam hal kripto maupun keuangan. Di masa depan, bank mungkin mengadopsi atau tidak mengadopsi blockchain tetapi teknologi yang mendasarinya akan tetap sama.

Baca Juga: Gulir Proyek Penskalaan Ethereum Mencapai $15 Juta TVL, Ketahui Lebih Banyak Di Sini

✓ Bagikan:

CoinGape terdiri dari tim penulis dan editor konten asli yang berpengalaman yang bekerja sepanjang waktu untuk meliput berita secara global dan menyajikan berita sebagai fakta daripada opini. Penulis dan reporter CoinGape berkontribusi pada artikel ini.

Konten yang disajikan dapat mencakup pendapat pribadi penulis dan tunduk pada kondisi pasar. Lakukan riset pasar Anda sebelum berinvestasi dalam cryptocurrency. Penulis atau publikasi tidak bertanggung jawab atas kerugian finansial pribadi Anda.

Sumber: https://coingape.com/why-banks-and-financial-institutions-adopting-blockchain-technology/