IMF menyerukan peraturan yang lebih ketat di pasar kripto Afrika

Dana Moneter Internasional (IMF) memperbaharui seruan untuk perlindungan konsumen yang lebih baik dan regulasi industri mata uang kripto setelah keruntuhan FTX dan selanjutnya jatuhnya harga BTC, ETH, dan aset kripto utama lainnya.

Dalam sebuah laporan diterbitkan di situs webnya, IMF menyatakan bahwa mengatur sistem yang sangat fluktuatif dan terdesentralisasi terus menjadi tantangan bagi sebagian besar pemerintah, membutuhkan keseimbangan antara meminimalkan risiko dan memaksimalkan inovasi.

IMF mengatakan Afrika membutuhkan peraturan kripto yang lebih baik

Menurut data IMF, 25% negara Afrika sub-Sahara telah secara resmi mengatur cryptocurrency, sedangkan dua pertiga sisanya telah menerapkan beberapa pembatasan. Juga dinyatakan bahwa Kamerun, Lesotho, Sierra Leone, Ethiopia, Tanzania, dan Republik Kongo telah melarang pasar crypto, terhitung 20% ​​dari negara-negara Afrika Sub-Sahara.

Menurut Chainalysis, Afrika memiliki salah satu pasar crypto dengan pertumbuhan tercepat di dunia, tetapi juga yang terkecil, dengan transaksi crypto mencapai $20 miliar per bulan pada pertengahan 2021. Kenya, Nigeria, dan Afrika Selatan adalah negara dengan pengguna terbanyak di wilayah tersebut.

IMF lebih jauh menekankan hal itu pembuat kebijakan juga prihatin bahwa cryptocurrency dapat digunakan untuk mentransfer dana secara ilegal ke luar wilayah dan melanggar aturan lokal yang dirancang untuk mencegah arus keluar modal. Penggunaan crypto yang meluas juga dapat membahayakan kemanjuran kebijakan moneter, menimbulkan ancaman terhadap stabilitas keuangan dan ekonomi makro.

Artikel tersebut juga menegaskan bahwa risiko meningkat secara signifikan jika cryptocurrency menjadi legal tender, menimbulkan ancaman bagi keuangan publik jika pemerintah mulai menerima crypto sebagai pembayaran.

Investor Crypto menderita kerugian besar pada tahun 2022

Sementara itu, investor di industri crypto telah kehilangan $116 miliar karena bear market dan gelombang kebangkrutan yang melanda pasar pada tahun 2022, kata Forbes dalam sebuah laporan baru-baru ini.

Sejak 15 Maret, investor dan pendiri terkaya di ruang crypto telah kehilangan lebih dari setengah kekayaan mereka, menurut laporan tersebut. Akibatnya, analis industri mengantisipasi bahwa pasar akan tetap bearish hingga akhir tahun 2023.

Menurut Forbes, Changpeng "CZ" Zhao, CEO Binance, bertanggung jawab atas salah satu kerugian paling signifikan. 70% saham Zhao dalam pertukaran mata uang kripto bernilai $65 miliar pada bulan Maret, tetapi sekarang bernilai $4.5 miliar.

Zhao diikuti oleh Brian Armstrong, CEO Coinbase, yang kekayaan bersihnya diperkirakan turun dari $6 miliar pada bulan Maret menjadi $1.5 miliar.


Ikuti Kami di Google Berita

Sumber: https://crypto.news/imf-calls-for-stiffer-regulations-in-african-crypto-market/