Bagaimana tepatnya depeg stablecoin? – Kriptopolitan

Stablecoin adalah cryptocurrency yang dirancang untuk mempertahankan nilai stabil relatif terhadap aset lain, seringkali dolar AS. Stabilitas ini membuat stablecoin menarik bagi investor dan pedagang yang ingin melakukan lindung nilai terhadap volatilitas mata uang kripto lainnya. Namun, stablecoin tidak kebal terhadap volatilitas itu sendiri, dan terkadang mereka depeg, artinya mereka menyimpang dari nilai yang dipatok. Pada artikel ini, kita akan mengeksplorasi bagaimana depeg stablecoin dan mengapa itu penting.

Cara Kerja Stablecoin

Stablecoin biasanya dipatok ke aset atau sekeranjang aset yang memiliki nilai relatif stabil, seperti dolar AS, emas, atau mata uang kripto lainnya. Idenya adalah jika nilai aset yang dipatok naik atau turun, nilai stablecoin akan naik atau turun bersamaan.

Misalnya, jika stablecoin dipatok ke dolar AS, dan nilai dolar naik relatif terhadap mata uang lain, nilai stablecoin juga akan naik. Stabilitas ini membuat stablecoin berguna untuk membeli barang dan jasa atau menyimpan nilai tanpa harus mengkhawatirkan volatilitas mata uang kripto lainnya.

Mengapa Stablecoin Depeg

Terlepas dari desain mereka untuk mempertahankan nilai yang stabil, stablecoin terkadang depeg. Hal ini dapat terjadi karena beberapa alasan, antara lain:

  1. Kurangnya likuiditas pasar: Stablecoin membutuhkan likuiditas pasar yang cukup untuk mempertahankan pasaknya. Jika tidak ada cukup pembeli dan penjual di pasar, nilai stablecoin dapat menyimpang dari patokannya.
  2. Manipulasi pasar: Stablecoin rentan terhadap manipulasi pasar, sama seperti mata uang kripto lainnya. Jika seseorang dengan jumlah stablecoin yang besar memutuskan untuk menjualnya sekaligus, mereka dapat menurunkan harga dan menyebabkan stablecoin menjadi depeg.
  3. Kekurangan dalam desain: Beberapa stablecoin dirancang dengan kekurangan yang dapat menyebabkan depeg. Misalnya, stablecoin mungkin memiliki jaminan berlebihan, artinya ada lebih banyak jaminan yang mendukungnya daripada yang diperlukan, yang dapat menyebabkan inefisiensi di pasar dan depegging.

Mengapa Depegging Penting

Ketika stablecoin melemah, hal itu dapat menimbulkan konsekuensi yang signifikan bagi investor dan pedagang. Jika stablecoin tidak lagi dipatok ke aset yang dirancang untuk dilacak, ia dapat kehilangan nilainya dengan cepat, dan investor dapat kehilangan uang.

Depegging juga dapat menciptakan ketidakpastian di pasar, mempersulit investor dan pedagang untuk membuat keputusan yang tepat. Jika nilai stablecoin tidak dapat diprediksi, akan sulit untuk menggunakannya untuk transaksi atau sebagai penyimpan nilai.

Apa yang terjadi ketika Stablecoin Depegs?

Ketika stablecoin melemah, hal itu dapat menyebabkan hilangnya kepercayaan pada aset, yang dapat menyebabkan nilainya turun lebih jauh. Jika investor dan pedagang tidak yakin tentang nilai stablecoin, mereka mungkin ragu menggunakannya untuk transaksi, yang dapat menyebabkan penurunan likuiditas pasar.

Dalam beberapa kasus, stablecoin telah dirancang agar dapat ditukarkan secara otomatis untuk aset yang dipatok, yang dapat membantu mempertahankan nilainya jika terjadi depegging.

Namun, tidak semua stablecoin memiliki fitur ini, dan bahkan yang memilikinya mungkin tidak dapat mempertahankan pasaknya dalam kondisi pasar yang ekstrem.

Bagaimana depegging stablecoin dapat dihindari?

Untuk menghindari depegging, penerbit stablecoin perlu memastikan bahwa ada cukup likuiditas pasar untuk mempertahankan patok tersebut. Mereka juga perlu waspada terhadap manipulasi pasar dan cacat desain yang dapat menyebabkan ketidakstabilan.

Salah satu cara menjaga likuiditas pasar adalah dengan menciptakan jaringan pembeli dan penjual yang kuat. Penerbit stablecoin dapat mendorong partisipasi pasar dengan memberikan insentif bagi penyedia likuiditas, seperti menawarkan pembayaran bunga atau diskon biaya transaksi.

Cara lain untuk menghindari depegging adalah dengan memperbaiki desain stablecoin. Misalnya, beberapa stablecoin sedang bereksperimen dengan algoritme yang menyesuaikan pasokan stablecoin berdasarkan permintaan pasar untuk memastikan bahwa koin tersebut tetap berada dalam kisaran harga yang ketat di sekitar pasaknya.

Penerbit stablecoin juga dapat meningkatkan jaminan koin mereka untuk melindungi dari volatilitas pasar. Overcollateralization dapat menyebabkan inefisiensi di pasar dan menimbulkan risiko depegging, sehingga penerbit stablecoin perlu mencapai keseimbangan antara agunan dan likuiditas.

Akhirnya, penerbit stablecoin dapat meningkatkan transparansi dengan mengaudit agunan mereka secara teratur dan menerbitkan laporan tentang keadaan pasar. Ini dapat membantu membangun kepercayaan pada aset dan membuatnya lebih menarik bagi investor dan pedagang.

Sumber: https://www.cryptopolitan.com/explainer-how-exactly-does-stablecoin-depeg/