Saat pemilih Prancis menuju ke tempat pemungutan suara hari Minggu, Wall Street memperkirakan pasar akan marah jika kandidat sayap kanan Marine Le Pen terbukti menang.
Timothy A. Clary | aplikasi | Gambar Getty
Para pemilih Prancis menuju ke tempat pemungutan suara pada hari Minggu untuk memberikan suara mereka di putaran terakhir pemilihan presiden yang ketat antara petahana Emmanuel Macron dan saingannya Marine Le Pen.
Centrist Macron terlihat memimpin melawan lawan sayap kanannya pada hari Jumat saat pasangan itu menghadapi tayangan ulang tete-a-tete 2017 mereka.
Di hari terakhir kampanye menjelang pemungutan suara putaran kedua akhir pekan ini, jajak pendapat menunjukkan Macron dengan keunggulan 57.5% atas Le Pen 42.5%.
Tetapi dengan pemilihan yang datang pada saat tekanan ekonomi dan politik baru, baik di dalam negeri maupun di Eropa pada umumnya, hasilnya jauh dari pasti, menurut Wall Street.
Berikut prediksi beberapa bank besar:
Goldman Sachs
Citigroup
Sementara kasus dasar Citigroup juga untuk kemenangan Macron, kemungkinannya kurang jelas hanya 65%.
euro, sementara itu, akan mendapat tekanan dari kemenangan Le Pen, kemungkinan turun ke 1.065 melawan dolar, kata bank. Kemenangan Macron, di sisi lain, akan memberikan "kelebihan ringan."
Societe Generale
Bank juga sebelumnya menyebutkan sekitar 37 saham Prancis dengan kapitalisasi pasar di atas 1 miliar euro yang dapat berada di bawah tekanan khusus dari risiko politik seputar kerusuhan sosial, nasionalisasi aset, dan kebijakan UE. Itu termasuk Air France-KLM, Accor dan Renault.
Sementara itu, di pasar utang, selisih antara obligasi 10 tahun Prancis dan Jerman bisa melonjak hingga 90 basis poin sebelum akhirnya menetap di kisaran 60-90 basis poin, jika Le Pen menang. Jika Macron terpilih kembali, spread kemungkinan akan tetap berada di sekitar level saat ini di 45-50 basis poin, katanya.