Melonjaknya Harga Batu Bara Saham Perusahaan Batubara Indonesia, Mencetak Miliarder Baru

THarga saham perusahaan batubara Prima Andalan Mandiri yang terdaftar di Jakarta meningkat lebih dari dua kali lipat dalam setahun terakhir menjadi Rp7,125 pada hari Rabu, menjadikan Eddy Sugianto, 76, miliarder terbaru di Indonesia dengan kekayaan bersih $1.2 miliar.

Keluarga Sugianto memiliki sekitar 70% perusahaan secara langsung dan tidak langsung melalui perusahaan induk Edika Agung Mandiri dan Prima Andalan Utama. Sugianto menjabat sebagai komisaris utama Prima Andalan Mandiri sejak tahun 2005. Beliau lulus dari Tjheng Qiang Chinese School pada tahun 1963.

Prima Andalan Mandiri didirikan pada tahun 2005 oleh Edika Agung Mandiri dan Prima Andalan Utama. Pada tahun 2011 mengakuisisi penambang batubara Mandiri Intiperkasa, kontraktor batubara Mandala Karya Prima dan perusahaan pelayaran batubara Maritim Prima Mandiri. Perusahaan memperoleh kontrak batubara pada tahun 1994 untuk area seluas 50,000 hektar di Kalimantan Utara, salah satu pusat batubara Indonesia. Mandiri Intiperkasa mulai berproduksi pada tahun 2004 dan sejak itu menjual batubara dengan merek Mandiri Coal.

Prima Andalan Mandiri adalah salah satu perusahaan batu bara di Indonesia, pengekspor batu bara termal terbesar di dunia, yang diuntungkan dengan melonjaknya harga batu bara. Benchmark batubara termal Newcastle Australia untuk Desember 2022 melonjak 181% menjadi $330 per ton pada hari Selasa dari $117.55 per ton pada tahun lalu. Harganya mencapai level tertinggi sepanjang masa di $442.8 per ton pada 21 September.

Akibat lonjakan harga tersebut, Prima Andalan Mandiri membukukan pendapatan sebesar $746.5 juta dalam sembilan bulan pertama tahun 2022, hampir dua kali lipat dari periode yang sama tahun sebelumnya, sementara laba bersihnya mencapai $256.2 juta, naik dari $129.1 juta.

Pasokan yang terbatas karena musim hujan di Australia, permintaan yang kuat dari India dan krisis energi di Eropa telah mendorong harga batubara secara global tahun ini, menurut laporan Fitch Ratings. Jonathan Guyadi, seorang analis di Samuel Sekuritas Indonesia, mengatakan dalam sebuah laporan bulan Oktober bahwa “batubara mungkin akan tetap tinggi untuk sementara waktu” karena kondisi cuaca ekstrim hingga awal tahun depan yang akan mempengaruhi produksi batu bara, peningkatan permintaan selama musim dingin dan perang Rusia di Ukraina.

Di tengah kenaikan harga, pemerintah Indonesia menetapkan produksi batu bara nasional tahun ini sebesar 663 juta ton, naik 8.7% dari 610 juta ton pada 2021, dengan alokasi 25% untuk pasar domestik. Menyikapi target tersebut, perusahaan batu bara Indonesia, termasuk Prima Andalan Mandiri, juga menggenjot produksinya. Pada 2021, Prima Andalan Mandiri memproduksi 7.5 juta ton batu bara, atau meningkat 25% dari 2020. Hingga akhir tahun ini, perseroan menargetkan produksi 9.5 juta ton batu bara.

Prima Andalan Mandiri tercatat di Bursa Efek Indonesia pada September tahun lalu dengan menawarkan 355.5 juta saham atau 10% saham perseroan senilai Rp 504.9 miliar. Dana tersebut digunakan untuk tambahan modal disetor di anak usahanya Mandala Karya Prima, yang kemudian modal tersebut digunakan untuk pembelian alat berat dan modal kerja.

Sumber: https://www.forbes.com/sites/gloriaharaito/2022/11/17/soaring-coal-prices-fuel-shares-of-indonesian-coal-company-mints-new-billionaire/