5 gelembung ekonomi terbesar dalam sejarah

Gelembung ekonomi adalah masa ekspansi ekonomi yang cepat yang didorong oleh antusiasme spekulatif dan harga aset yang terlalu tinggi. Gelembung ditandai dengan peningkatan permintaan akan suatu aset, seperti komoditas, saham, atau real estat, yang menaikkan harganya. Sejumlah faktor, termasuk akses kredit yang mudah, suku bunga rendah, dan optimisme investor, sering digabungkan untuk menciptakan gelembung keuangan.

Harga aset naik karena lebih banyak individu berinvestasi di dalamnya, menarik lebih banyak modal. Harganya akhirnya jatuh di bawah level yang dapat dipertahankan, yang menyebabkan aksi jual dan penurunan nilai yang tajam. Hal ini menyebabkan kerugian luas bagi investor dan dapat berdampak negatif besar pada perekonomian secara keseluruhan.

Berikut adalah lima gelembung ekonomi yang signifikan dalam sejarah.

Tulipmania (1634–1637)

Gelembung keuangan yang disebut "tulip mania" memengaruhi Belanda pada awal 1600-an dan didasarkan pada harga umbi tulip. Pada saat itu, tulip adalah bunga eksotis baru yang sangat dikagumi karena keindahannya di Eropa. Harga Tulip meningkat seiring dengan kenaikan permintaan, mencapai ketinggian yang sebelumnya tidak pernah terdengar sebelum tiba-tiba anjlok.

Banyak investor, termasuk pedagang kaya dan bangsawan, kehilangan kekayaan mereka saat gelembung tulip pecah, meninggalkan mereka dengan bola lampu yang tidak berharga. Dianggap sebagai salah satu gelembung ekonomi paling awal dalam sejarah, tulip mania terkadang dikutip sebagai peringatan tentang risiko spekulasi.

Gelembung Laut Selatan (1720)

Gelembung spekulatif yang dikenal sebagai Gelembung Laut Selatan berkembang di Inggris pada awal 1700-an dan didasarkan pada South Sea Company, yang telah diberikan monopoli perdagangan dengan Amerika Selatan. Nilai saham perusahaan dengan cepat meningkat, memicu kegilaan pembelian di kalangan spekulan.

Ketika gelembung pecah pada tahun 1720, nilai saham perusahaan turun drastis. Banyak investor kehilangan semua uang mereka, dan ini mengakibatkan kemiskinan dan pengangguran yang meluas. Gelembung Laut Selatan memiliki pengaruh besar pada perekonomian Inggris dan dianggap sebagai salah satu krisis keuangan pertama dalam sejarah modern.

Krisis ekonomi juga mengakibatkan penurunan belanja konsumen, merongrong kepercayaan publik terhadap pemerintah dan sistem keuangan, menyebabkan ketidakpercayaan umum terhadap investasi spekulatif yang berlangsung selama beberapa dekade.

Maniak kereta api (1845–1847)

Kegemaran kereta api, yang biasa disebut sebagai "mania kereta api" tahun 1840-an, adalah masa ketika sektor kereta api di Inggris Raya mengalami pertumbuhan yang signifikan. Spekulasi saham kereta api, yang mengalami kenaikan nilai yang cepat dan memicu kegilaan spekulatif, adalah pendorong utama gelembung tersebut. Ketika gelembung pecah pada tahun 1847, nilai stok kereta api turun, mengakibatkan kerugian finansial yang signifikan bagi semua orang.

Kegilaan kereta api mengakibatkan kerugian finansial yang parah bagi banyak investor, termasuk orang kaya dan bank, yang kehilangan banyak uang. Karena permintaan saham kereta api berkurang, pengeluaran konsumen berkurang, yang berdampak buruk pada perekonomian secara keseluruhan. Pada tahun-tahun berikutnya, investasi spekulatif menurun akibat kerugian finansial dari kereta api mania, yang juga menyebabkan penurunan kepercayaan pasar saham secara umum.

Kehancuran pasar saham (1929)

Depresi Hebat diantar oleh jatuhnya pasar saham tahun 1929, titik balik dalam perkembangan ekonomi dunia. Depresi adalah penurunan ekonomi dunia yang berkepanjangan yang berdampak luas dan bertahan lama pada ekonomi global.

Gelembung pasar saham spekulatif berlangsung selama lebih dari satu dekade dan digelembungkan oleh sejumlah penyebab, termasuk pinjaman yang mudah dan optimisme tentang masa depan, yang berkontribusi pada bencana tersebut.

Gelembung pecah pada 29 Oktober 1929, membuat pasar saham terpuruk dan menghasilkan kerugian finansial yang signifikan bagi semua orang yang terlibat. Dow Jones Industrial Average (DJIA) mengalami kerugian hampir 25% dari nilainya pada hari itu, yang biasa disebut sebagai “Selasa Hitam”.

DJIA kehilangan hampir 89% dari nilai keseluruhannya selama periode beberapa bulan, dari yang tertinggi pada bulan September 1929 hingga titik terendahnya pada bulan Juli 1932. Pengangguran yang tinggi, kemiskinan yang meluas, kegagalan bank dan penurunan harga hasil panen hanyalah beberapa di antaranya. dampak bencana yang sangat luas.

Gelembung dot-com (1995–2000)

Gelembung dot-com adalah gelembung keuangan yang terjadi pada akhir 1990-an dan awal 2000-an sebagai akibat ledakan ekspansi internet dan perusahaan dot-com — misalnya eBay, Google, Amazon, Yahoo, dan TheGlobe.com — yang muncul selama kali ini. Spekulasi saham dot-com, yang mengalami peningkatan nilai yang cepat dan hiruk pikuk spekulatif berikutnya, adalah pendorong utama gelembung tersebut.

Ketika gelembung dot-com meledak pada tahun 2000, hal itu mengakibatkan kerugian finansial yang sangat besar dan penurunan nilai saham dot-com. Gelembung dot-com memiliki efek luar biasa pada ekonomi dunia dan memainkan peran besar dalam resesi ekonomi awal tahun 2000-an.