Bagaimana Metaverse dapat memengaruhi kehidupan anak-anak

Kelebihan

Metaverse memiliki banyak keuntungan untuk anak-anak, terutama dari perspektif pendidikan.

Dengan bantuan teknologi tersebut, peserta didik dapat memahami konsep-konsep abstrak dengan mudah dengan cara yang lebih menarik. Metaverse juga menawarkan pengalaman langsung yang hampir aktual yang dapat sangat bermanfaat bagi anak-anak dan membantu mereka untuk lebih memahami dunia di sekitar mereka dan bagaimana segala sesuatunya bekerja.

Selain itu, Metaverse dapat meningkatkan keterampilan sosial pada anak. Media sosial sering disalahkan atas meningkatnya kesepian dan depresi di kalangan anak-anak. Di sisi lain, Metaverse memiliki potensi untuk menyediakan lingkungan yang aman dan terkendali bagi anak-anak untuk berinteraksi dengan teman sebayanya dan mencari teman baru. Selain itu, berpotensi untuk mendorong kreativitas dan mengembangkan kecerdasan sosial pada anak.

Terakhir, itu menyenangkan. Ini bisa menjadi cara yang bagus bagi orang tua untuk menjalin ikatan dengan anak-anak mereka dan mengajari mereka berbagai keterampilan dan pengetahuan di lingkungan yang tidak terlalu membuat stres. Selama orang tua menyadari potensi bahaya dan mengambil tindakan yang diperlukan untuk menjaga keamanan anak-anak mereka, Metaverse dapat menjadi tempat yang tepat bagi anak-anak untuk menjelajah dan belajar.

Kekurangan

Metaverse juga menimbulkan beberapa risiko potensial bagi anak-anak seperti cyberbullying dan kurangnya privasi.

Penindasan dunia maya adalah masalah serius, karena anak-anak dapat menjadi sasaran dan dilecehkan oleh pengguna anonim. Selain itu, ada juga risiko anak-anak terpapar konten yang tidak pantas, seperti kekerasan, konten seksual, dan ujaran kebencian.

Selain itu, beberapa ahli juga khawatir bahwa Metaverse dapat membuat anak-anak kecanduan. Mengingat sifatnya yang sangat imersif dan menarik, mungkin sulit bagi anak-anak untuk mengatur waktu mereka dan membatasi penggunaan Metaverse.

Privasi mungkin menjadi masalah lain di Metaverse. Dan, ketika anak-anak khawatir, lebih penting lagi untuk menyadari risiko tersebut. Saat anak-anak menggunakan Metaverse, mereka mungkin secara tidak sengaja membagikan informasi pribadi seperti alamat rumah atau detail pribadi lainnya.

Selain risiko fisiologis, risiko fisik Metaverse juga perlu dipertimbangkan. Penggunaan headset VR secara berlebihan dapat menyebabkan gejala seperti pusing, mual, dan sakit kepala. Dan, sementara efek ini biasanya bersifat sementara, mereka masih bisa sangat tidak nyaman.

Terkait: Augmented reality vs. virtual reality: Perbedaan utama

Terakhir, ketidaksetaraan akses menjadi perhatian utama dalam hal Metaverse. Tidak setiap anak akan memiliki akses ke internet atau headset VR. Dan, tanpa akses tersebut, mereka mungkin dirugikan, baik secara pendidikan maupun sosial.

Sumber: https://cointelegraph.com/explained/how-the-metaverse-could-impact-the-lives-of-kids