Penambangan Bitcoin meningkatkan transisi ke energi terbarukan

Penambangan Bitcoin sering dianggap membahayakan lingkungan, tetapi bagaimana jika BTC bisa menjadi alat untuk meningkatkan transisi ke energi terbarukan?

Popularitas global Bitcoin (BTC) telah mengakibatkan konsumsi energi jaringannya mencapai 147.3 terawatt-jam per tahun pada 19 Januari 2024.

Hal ini menempatkan jaringan tersebut mendekati konsumsi energi rata-rata tahunan di negara-negara seperti Ukraina, Malaysia dan Polandia, menurut Universitas Cambridge.

Konsumsi listrik tingkat negara ini, yang sebagian besar dihasilkan oleh bahan bakar fosil, telah menciptakan narasi bahwa penambangan Bitcoin berbahaya bagi lingkungan. Jejak karbon, permintaan energi yang tinggi, dan konsumsi air mungkin merupakan metrik yang beralasan, namun sering kali digunakan untuk menunjukkan satu sisi saja.

Baca lebih lanjut

Sumber: https://cointelegraph.com/news/bitcoin-mining-renewable-energy-transition