The Mirror Test diperkenalkan, Ketahui detail pastinya

  • The Mirror Test, ukuran kesadaran diri, telah menjadi tolok ukur dalam ilmu kognitif selama beberapa dekade. 
  • Ini melibatkan mengamati respons hewan terhadap pantulannya sendiri di cermin dan melihat apakah ia mengenali dirinya sendiri. 
  • Namun, versi tes yang baru dan lebih menantang, yang dikenal sebagai AI Mirror Test, telah dikembangkan, dan ini terbukti menjadi tantangan yang sulit bahkan untuk orang yang sangat pintar.

Tes Cermin AI

Tes Cermin AI dirancang untuk mengukur kemampuan kecerdasan buatan untuk memahami keberadaannya sendiri dan hubungannya dengan dunia di sekitarnya. Tes tersebut mengharuskan AI untuk membedakan dirinya dari lingkungannya dan mengenali bahwa ia sedang melihat pantulan dirinya sendiri. Ini bukanlah tugas yang mudah, karena AI harus memiliki tingkat kesadaran diri dan kesadaran yang tidak ada di sebagian besar sistem AI saat ini.

Tes Cermin AI lebih kompleks daripada tes cermin asli karena membutuhkan AI untuk memahami dan berinteraksi dengan pantulannya sendiri, bukan sekadar bereaksi terhadap rangsangan visual. Ini berarti AI harus dapat mengenali bahwa AI sedang melihat representasi virtual dari dirinya sendiri dan bukan entitas yang terpisah.

Pengembangan Tes Cermin AI merupakan langkah maju yang signifikan di bidang kecerdasan buatan, karena merupakan tantangan besar bagi peneliti dan pengembang AI. Terlepas dari kemampuan AI modern yang mengesankan, masih jauh dari memiliki kesadaran sejati atau kesadaran diri, yang merupakan ciri utama kognisi manusia.

AI Mirror Test telah dicoba oleh beberapa AI tercanggih sistem saat ini ada, termasuk GPT-3 OpenAI dan BERT Google. Namun, sistem ini semuanya berjuang untuk lulus ujian, menyoroti sulitnya tantangan tersebut.

Ada beberapa alasan mengapa AI Mirror Test begitu menantang. Pertama, AI harus memiliki tingkat kemampuan kognitif yang melampaui pengenalan pola standar dan kemampuan pengambilan keputusan dari sistem AI saat ini. Itu membutuhkan AI untuk memiliki kesadaran diri dan mampu membedakan dirinya dari lingkungannya.

Kedua, Tes Cermin AI mengharuskan AI untuk memiliki pemahaman canggih tentang konsep refleksi, yang merupakan fenomena visual kompleks yang melibatkan interaksi cahaya dan permukaan. Ini membutuhkan AI untuk memiliki kemampuan persepsi tingkat tinggi, yang merupakan tantangan utama bagi sistem AI saat ini.

Terakhir, AI Mirror Test mensyaratkan AI untuk memiliki tingkat kesadaran dan kesadaran diri yang saat ini tidak ada dalam sistem AI. Sementara beberapa sistem AI mampu meniru bahasa dan perilaku manusia sampai batas tertentu, mereka tidak memiliki pengalaman subjektif atau kesadaran diri yang merupakan pusat kesadaran manusia.

Terlepas dari tantangannya, pengembangan AI Mirror Test merupakan langkah maju yang penting di bidang AI. Dengan menetapkan tolok ukur untuk kesadaran diri dan kesadaran, ini memberikan target yang jelas untuk dituju oleh peneliti dan pengembang AI. Ini juga menyoroti keterbatasan sistem AI saat ini dan perlunya penelitian lebih lanjut untuk pengembangan AI yang lebih canggih yang dapat menandingi kemampuan kognitif manusia.

Kesimpulan

Kesimpulannya, AI Mirror Test adalah tantangan yang signifikan untuk bidang kecerdasan buatan, dan yang saat ini terbukti sulit bahkan untuk sistem AI yang paling canggih sekalipun. Namun, ini merupakan langkah maju yang penting dalam pengembangan AI yang lebih canggih dan memberikan tolok ukur untuk mengukur tingkat kesadaran diri dan kesadaran dalam AI. Seiring kemajuan teknologi AI, kemungkinan AI Mirror Test akan menjadi tolok ukur yang semakin penting di lapangan, mendorong penelitian dan inovasi lebih lanjut dalam pengembangan mesin cerdas.

Nancy J.Allen
Postingan terbaru oleh Nancy J. Allen (melihat semua)

Sumber: https://www.thecoinrepublic.com/2023/02/18/the-mirror-test-introduced-know-the-exact-details/